Rabu, 28 Desember 2011

Catatan Sang PecuNdanG

CATATAN SANG PECUNDANG
Ini hari aku merasakan lebih baik kepalaku mengelinding di lantai, keadaan ini lebih buruk daripada merasakan hukuman pancung sekalipun. Saat ketika aku mendapati engkau menangis dan jemariku tak kuasa untuk menghapus air mata di pipimu. Aku adalah seorang pecundang yang tangannya tak mampu membelai rambutmu disaat engkau terisak.
Aku lebih mencintaimu lebih dari diriku, aku lebih merindukanmu dibanding apapun. Maafkan aku harus meninggalkanmu, maafkan bila hatimu terluka. Ku akan selalu mencintaimu sampai aku meninggalkan dunia ini, Ketulusanku tak akan berubah walaupun kita tak mungkin bersatu. Engkaulah yang terbaik bagiku.
Dan ketika seluruh dunia memusuhiku, dunia yang engkau tiada terlibat didalamnya. Engkau selalu menjadi pembelaku yang setia. Aku memilih mengkhianatimu. Aku yang memilih meninggalkanmu, menafikan segala janjiku. Maka jangankan dirimu, bahkan diriku kini sangat membenci diriku sendiri.
Seringkali ku bertanya adilkan hidup ini, sungguh tak mudah untuk mengucapkan selamat tinggal. Segala tentang sesal, membawa luka dijiwa. Kadang ingin aku jauh berlari berdua denganmu meninggalkan segala realita. Dan ternyata aku tak mampu.
Dan aku mengakui dirimu lebih tangguh dibandingkan diriku dalam menghadapi kehidupan, kepasrahanmu sungguh mengharukanku. Entah bagaimana aku mengarungi hidup tanpamu, Didalam setiap doaku namamu kusebut, semoga engkau kelak berbahagia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Semoga setelah hari ini tiada kesedihan yang menyentuhmu. Hanya bahagia padamu.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates